Senin, 21 Maret 2011

BUBUT (TURNING)


PROSES BUBUT merupakan proses yang sangat umum dilakukan di workshop, umumnya proses ini dilakukan untuk membentuk benda kerja silindris. Dalam kenyataannya para operator dari mesin bubut ini sering sekali mengebaikan keamanan dan keselamatan dirinya sendiri. Kesehatan dan keselamatan adalah hal utama yang mutlak dipenuhi dalam bekerja untuk meminimisasi kecelakaan kerja. Beram/serpihan (chips) hasil pembubutan mampu membakar kulit, oleh sebab itu baju lengan panjang wajib dikenakan jika tidak ingin kulit terbakar oleh serpihan beram (chips) yang sangat panas. Beram (chips) terlempar kesegala arah tanpa terkontrol oleh karena itu mata menjadi perhatian berikutnya untuk dilindungi dari serpihan beram (chips) panas.
         Dalam peraktik dilapangan parameter pembubutan dilakukan tanpa perhitngan yang jelas. Untuk menghitung parameter dalam proses pembubutan dilakukan dengan rumus berikut:
MATERIAL PAHAT mempengaruhi perhitungan parameter yang akan digunakan dalam melakukan proses pembubutan. Pahat yang baik harus memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga nantinya dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik (ukuran tepat) dan ekonomis (waktu yang diperlukan pendek). Kekerasan dan kekuatan pahat harus tetap bertahan meskipun pada temperatur tinggi, sifat ini dinamakan Hot Hardness. Ketangguhan (toughness) dari pahat diperlukan, sehingga pahat tidak akan pecah atau retak terutama pada saat melakukan pemotongan dengan beban kejut. Ketahanan aus sangat dibutuhkan yaitu ketahanan pahat melakukan pemotongan tanpa terjadi keausan yang cepat.
            Penentuan material pahat didasarkan pada jenis material benda kerja dan kondisi pemotongan (pengasaran, adanya beban kejut, penghalusan). Material pahat yang ada ialah baja karbon sampai dengan keramik dan intan.
                  Material pahat dari baja karbon (baja dengan kandungan karbon 1,05%) pada saat ini sudah jarang digunakan untuk proses pemesinan, karena bahan ini tidak tahan panas (melunak pada suhu 300-500o F). Baja karbon ini sekarang hanya digunakan untuk kikir, bilah gergaji, dan pahat tangan. Material pahat dari HSS (High Speed Steel) dapat dipilih jenis M atau T. Jenis M berarti pahat HSS yang mengandung unsur Molibdenum, dan jenis T berarti pahat HSS yang mengandung unsur Tungsten.
                    Pahat dari HSS biasanya dipilih jika pada proses pemesinan sering terjadi beban kejut, atau proses pemesinan yang sering dilakukan interupsi (terputus-putus). Hal tersebut misalnya membubut benda segi empat menjadi silinder, membubut bahan benda kerja hasil proses penuangan, membubut eksentris (proses pengasarannya). Pahat dari karbida dibagi dalam dua kelompok tergantung penggunaannya. Bila digunakan untuk benda kerja besi tuang yang tidak liat dinamakan cast iron cutting grade . Pahat jenis ini diberi kode huruf K (atau C1 sampai C4) dan kode warna merah. Apabila digunakan untuk menyayat baja yang liat dinamakan steel cutting grade. Pahat jenis ini diberi kode huruf P (atau C5 sampai C8) dan kode warna biru. Selain kedua jenis tersebut ada pahat karbida yang diberi kode huruf M, dan kode warna kuning. Pahat karbida ini digunakan untuk menyayat
berbagai jenis baja, besi tuang dan non ferro yang mempunyai sifat mampu mesin yang baik.



1 komentar:

  1. Postingan yang sangat bermanfaat nih

    Saya punya tugas kuliah tentang proses bubut pembuatan benda yang ada disekiar kita yang di kerjakan dengan mesin bubut yang memuat
    1 bubut muka & bubut rata
    2 alur
    3 bubut tirus
    4 kartel / knurling
    5 ulir

    kira kira apa ya?
    mohon sarannya om

    BalasHapus