Sabtu, 09 April 2011

PENAT

Sulit sekali ternyata membangun budaya disiplin. Meskipun telah dibuat kesepakatan, tetap saja harus diingkari. Munafik kah? ketika kata yang terucap itu bohong, ketika janji di ingkari, dan kepercayaan di khianati.

Jepang saat ini menjadi sorotan seluruh dunia pasca sunami yang menerjang negeri matahari terbit itu, semua mwngagumi ke sigapan jepang dalam menangani bencana alam. dalam waktu yang sangat singkat jalan-jalan sudah kembali diperbaiki. Begitu juga kebocoran tangki reaktor nuklir yang bocor.

Yang seharusnya menjadi sorotan adalah budaya Jepang yang luar biasa. Jepang mampu survive karena budaya masayarakat yang hebat.

Kapan kita akan berkarya jika disiplin masih menjadi masalah besar di negeri ini. Tak ada budaya jujur, "siapa saja boleh korupsi", "siapa saja boleh merampok", "siapa saja boleh disuap", "siapa saja boleh menyuap", kecuali meledakkan detonator ditempat umum maka dia akan dihukum mati. 

Kapan akan ada hukuman mati bagi koruptor? takkan ada di negeri ini.

Rabu, 06 April 2011

LABORATORIUM HOROR

"Laboratorium itu horor bagi mahasiswa" benarkah? atau karena asisten laboratoriumnya adalah setan gentayangan? wacana ini muncul dari mahasiwa dalam perkuliahan psikologi industri.

Wacana ini muncul karena kebanyakan mahasiswa merasa sulit sekali melewati praktikum yang hanya 1 SKS, 1 SKS sangat sedikit pengaruhnya terhadap indeks prestasi. Bila dibandingkan dengan sulitnya menyelesaikan praktikum, 1 SKS dinilai tidak bisa membayar seluruh usaha yang dilakukan.

Belum lagi menghadapi anggota kelompok yang terdiri dari berbagai macam karakter, dari yang sangat rajin hingga sangat malas. Gagal di laboratorium sangat biasa terdengar di telinga saya, bahkan saya juga pernah gagal.

Namun apa yang menyebabkan saya gagal sebenarnya terletak pada usaha saya untuk keluar dari comfort zone saya untuk berusaha lebih keras agar semua laporan dapat terselesaikan. disamping saya juga harus mengikuti aturan yang telah saya sepakati pada saat mendaftar sebagai praktikan di salah satu laboratorium. 

Terkadang saya bingung apakah peraturan laboratorium harus fleksibel atau peraturan itu harus di jalankan dengan tegas. Dari kenyataan yang saya amati terhadap beberapa laboratorium yang punya peraturan yang tegas, memang praktikan di paksa untuk disiplin jika ingin lulus dari laboratorium tersebut namun tidak sedikit dari praktikan yang gagal. Pada laboratorium yang fleksibel justru aturan itu dipermainkan oleh para praktikan dengan alasana yang dibuat2 termasuk pemalsuan surat dokter. Inilah budaya yang ada di negara kita saat ini, aturan hanya sebagai hiasan dinding. "Aturan sebisa mungkin kita langgar" mengapa?.