Jumat, 25 Maret 2011

KETIDAKDISIPLINAN LALU LINTAS

          Teringat akan sebuah pepatah dari senior saya " woooiiii... enggak ada lampu merah di medan". memang aneh terdengar tetapi sering sekali saya menyaksikannya. Terjebak di kemacetan lampu merah yang entah bagaimana penyebabnya, padahal traffic ligth normal tetapi terjadi kemacetan dari simpang Jl. setia budi dan Jl. Dr mansur, terasa sangat aneh. Ada pula yang klakson terus-menerus padahal sama2 kena macet, siapa yang di klakson.
     Traffic ligth berubah fungsi, dengan fungsi awal lampu merah berarti berhenti di belakang garis penyebrangan, lamu hijau berarti boleh jalan, lampu kuning artinya kurangi kecepatan untuk berhenti.
       Perubahan fungsi lampu merah berarti boleh terobos, lampu kuning berarti gas sekencang-kencanganya dan lampu hijau berarti hati-hati karena ada yang menerobos lampu merah adalah sebuah kemunduran cara berfikir masyarakat saya kira. Dari zaman pertama kali di himbau untuk pakai helm, hingga sekarang masih saja ada yang tidak mau menggunakan helm. Begitu juga dengan traffic ligth dari pertama dihimbau untuk mematuhi agar tertib dan lancar hingga sekarang masih ada yang sengaja melanggar.
          pola pikir yang sering tercetus lewat gurauan bahwa peraturan itu dibuat untuk dilanggar sepertinya telah mendarah daging. Bahkan teman kos-kosan saya saja sulit sekali menjaga kebersihan.
          Semoga bukan kita yang menjadi korban dari trafic jam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar